[BERBENAH : Bima, Nama Pena Bung Karno]
04/06/2021
Sejak masih belia, Bung Karno (BK) menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk membaca dan mengejar ilmu pengetahuan. Pertama kali BK jatuh hati pada buku ketika ia indekos di kediaman HOS Tjokroaminoto, ketika menempuh pendidikan HBS (setara SMA) di Surabaya. Dalam otobiografi beliau berjudul "Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia", BK mengaku diberikan banyak buku milik Tjokroaminoto yang dianggapnya begitu berharga. Buku telah membuka pandangan BK, sehingga ia pun mulai aktif menuangkan gagasan-gagasan tentang kesetaraan dan kemerdekaan. Tak kurang dari 500 karyanya dimuat oleh majalah Oetoesan Hindia, yang tak lain adalah milik Tjokroaminoto sendiri. Majalah itu diterbitkan beliau sebagai alat propoganda Sarikat Islam.
Saat menulis di Oetoesan Hindia, BK selalu mengggunakan nama pena “Bima”. Dalam dunia wayang, Bima atau Werkudara digambarkan sebagai ksatria pemberani, prajurit besar, pejuang yang lurus, jujur sekaligus seorang pahlawan. Selain karena karakter Bima yang memang begitu dikagumi BK, ia juga terpaksa menggunakan nama pena tersebut untuk menghindari bahaya penangkapan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada masa itu, segala upaya menentang pemerintahan dianggap sebagai kejahatan yang bisa berujung pada hukuman penjara.
Materi @ anitanaazh
Desain Visual @ombalee
(S-1 Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta)
.
#BerbenahDiMunasprok #BulanBungKarno
Ditulis oleh :